Hamba Allah yang dicintai-Nya
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ المُؤْمِنِ، يَكْرَهُ المَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ "
“Hamba-hamba-Ku yang mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang Aku cintai apabila melakukan apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya dan hamba-Ku itu tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunat hingga Aku mencintainya.
Apabila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran yang dia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang dia gunakan untuk menggenggam dan menjadi kakinya yang dia gunakan untuk berjalan.
Jika ia meminta pasti Aku beri, jika dia meminta perlindungan, nescaya Aku lindungi. Aku tidak ragu-ragu untuk melakukan sesuatu, sebagaimana aku tidak ragu-ragu dari mencabut roh orang mukmin yang benci kemtian, dan Aku tidak suka berbuat keburukan kepadanya.
” (HR al-Bukhari, 6502)